Pernah tinggal di rumah kontrakan yang kalau hujan deras bocornya layaknya kebanjiran dari arah atap? Saya pernah.
Pernah punya mobil keluaran lebih dari tigabelas tahun yang lalu yang dibeli second dan kredit pula --
yang bila ingin keluar dari mobil tersebut harus menurunkan jendela terlebih dulu
agar tangan bisa membuka pintunya dari arah luar?
Saya pernah.
Pernah harus tidur diatas kasur lungsuran yang terbuat dari kapuk dan sepertiga bagiannya sudah ambles dan diletakkan tanpa tempat tidur? Saya pernah.
Pernah melewati aneka etalase mainan dan harus membuang muka pura-pura tidak melihat saat anak tersayang menatap penuh harap? Saya pernah.
Pernah harus berpura-pura didepan orang bahwa semua sedang dalam keadaan baik-baik saja padahal hutang menumpuk? Saya pernah.
Pernah berada dalam sebuah supermarket untuk belanja bulanan dan lagi-lagi harus mengeluarkan kartu kredit karena tidak punya uang tunai? Iya. Saya pernah.
Pernah membuat surat pengajuan ke sekolah agar diperbolehkan mencicil uang pangkal sebanyak tiga kali padahal sebetulnya hanya boleh dua kali cicilan? Saya pernah. Tiga kali tahun ajaran malah hehe.
Pernah harus bergadang bermalam-malam karena ingin yang amat sangat mempelajari cara kerja sebuah hal yang diyakini dapat mengubah hidup? Saya pernah.
Pernah tertunduk sujud syukur saat permohonan kredit pada bank untuk membuat rumah dengan syarat aplikasi menggunakan bonus statement di-approve? Saya pernah.
Pernah menangis bahagia saat pertama kalinya dalam hidup bisa membayar tagihan kartu kredit secara lunas? Saya pernah.
Pernah tersenyum semalaman kearah luar jendela rumah menatap sebuah mobil mewah gratisan
terparkir dihalaman yang masih belum dibuatkan garasi? Saya pernah.
Pernah diam-diam meneteskan airmata dibalik punggung 10 orang downline luar biasa yang berjalan mendahului menyusuri kota bernama Stockholm? Saya pernah.
Duluuu banget Nadia suka minjem ember ke rumah orangtua kami karena rumahnya kebanjiran
selain itu dia juga suka minjem uang sama mama.
Sebagai adiknya, saya tau keuletan seorang Nadia yang gak terpuruk dengan keadaannya yang dulu jauh dari nyaman. Bahkan sebaliknya.
Keadaan rumahnya yang rawan banjir dan utang-utangnya yang lumayan banyak membuat ia mulai membangun bisnisnya. Kalau yang lain menjauhi dunia Multi Level, Nadia justru mendekati dunia itu dan membangunnya dari layar komputernya (online) yang sekarang dikenal orang banyak dengan d'BCN.
Jadi mau seberapa banyaknya utang kita, mau sesusah apapun kita, sebaiknya harus tetap punya semangat berubah. Kalau seorang Nadia dulu tidak mau memperbaiki nasibnya dengan memutuskan bergabung di Oriflame, mungkin jutawan internet tidak sebanyak sekarang,karena saat ini d'BCN memiliki ratusan jutawan via internet:)
Nahria Media, Director, Rp.4jt/bulan
Dulu saya harus belajar sendiri untuk mengubah hidup dan memerlukan waktu yang lama untuk memilah semua informasi dan ilmu yang tersedia di internet.
Kini ijinkan saya berbagi RAHASIA untuk anda Bila anda PERNAH melalui apa yang PERNAH saya lalui diatas.
Kalo liat foto-foto Nad jaman dulu, kok cupu banget ya...
Manisnya sih keliatan, tapi polesannya beda.
Sekarang maaahh kinclong abeesss!! Aku tau Rahasianya...
Karena dengan d'BCN dan Oriflame beban hutang sudah banyak berkurang,
tingkat pedenya jauh meningkat,
dan pastinya pengetahuan tentang perawatan kecantikan makin mantap...
Pengembangan diri, peningkatan kualitas hidup dan penambahan pengetahuan...
Semuanya bisa didapat disini. Mau online atau offline, semua bisa...
Liat aja hasilnya pada Nadia... Orang beneran lho itu :)
Windy Indraswari, Director, Rp.4jt/bulan
10 tahun yang lalu Nadia Meutia berkenalan dengan Dini Shanti yang tanpa sadar mengajarinya bahwa Dunia Online sangat bisa dijadikan bisnis dan penghidupan!
6 tahun yang lalu seorang Nadia Meutia harus begadang semalaman untuk belajar apa itu situs,
apa itu kode-kode html dan css, apa itu email otomatis, dan lainnya!
6 tahun yang lalu seorang Nadia Meutia harus belajar dari dasar cara membangun komunitas secara online!